Permasalahan yang ada di Indonesia dalam pendidikan



Kritik Pendidikan Dasar dan Menengah

Pendidikan  adalah proses untuk membentuk karakter diri manusia. Pembentukan karakter di mulai dari lingkungan keluarga. Peran anggota keluarga dalam pembentukan karakter diri anak sangat penting, karena akan menjadi pondasi untuk meneruskan pendidikan ke jenjang selanjutnya.
Berbicara mengenai pendidikan bukan hanya menyangkut pengetahuan tetapi juga pembentukan kepribadian dan karakter. Akhir akhir ini penyusunan dasar-dasar pendidikan tidak terlalu diperhatikan. Banyak orangtua yang hanya sibuk mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Dengan mencari nafkah sekuat tenaga mereka berpikir tugas sebagai orang tua selesai. Mereka lupa bahwa anak-anaknya membutuhkan pengarahan dan pendampingan pada saaat proses tumbuh kembang dengan sentuhan kasih sayang bukan hanya materi saja. Peran orang tua adalah sebagai penjaga moral, menanamkan kebiasaan-kebiasaan baik sesuai norma yang berlaku di masyarakat kepada anak. Dengan kasih sayang orang tua inilah anak-anak akan melewati proses tumbuh dan berkembang menjadi generasi yang mempunyai karakter, moral,dan akhlak yang baik.
Pendidikan dasar dimulai dari pendidikan pra sekolah yaitu PAUD dan TK. Pada pendidikan pra sekolah ini anak-anak akan belajar tentang sosialisasi, problem solving, mental, dan karakter, sehingga mereka memasuki jenjang pendidikan selanjutnya mereka mempunyai mental yang kuat. Hal ini akan sangat mempengaruhi proses belajar mereka di sekolah. Saat ini banyak terjadi bullying di sekolah. Anak yang sudah mempunyai bekal mental dan karakter yang kuat akan tetap tangguh dan tidak berpengaruh dalam proses belajarnya. Sebaliknya untuk anak yang tidak mempunyai bekal dan karakter yang kuat anak tersebut hanya akan menangis dan tidak percaya diri secara otomatis dia akan terganggu proses belajarnya.
Permasalahan yang terjadi sekarang adalah kurangnya kesadaran orang tua akan pentingnya pendampingan pada usia tumbuh kembang anak-anak. Banyak orang tua memberikan fasilitas HP atau gadget pada saat anak usia dini. Sebagian orang tua bahkan bangga anaknya yang masih usia dini bisa mahir bermain gadget. Mereka tidak sadar sudah membunuh sebagian masa kecil anak-anaknya. Karena anak yang sudah kecanduan HP akan asyik dengan dirinya sendiri tidak mempeerdulikan lingkungan sekitarnya. Anak tersebut tidak pernah bermain degan teman-teman sebayanya. Sehingga anak tersebut akan sulit bersosialisasi, berbagi, dan menyelesaikan masalah.
Dengan adanya permasalahan tersebut perlu di cari solusi yang baik salah satunya adalah dengan mengadakan kegiatan parenting di jenjang pendidikan PAUD dan TK. Dalam kegiatan tersebut orang tua bisa bertemu secara rutin dengan lembaga pendidikan untuk bekerja sama dalam mendampingi proses tumbuh kembang anak-anaknya. Kegiatan konsultasi dan penyuluhan dengan mendatangkan alih-alih dalam bidang tumbuh kembang anak bisa dilakukan pada pertemuan tersebut. Banyak manfaat yang dapat di ambil dari kegiatan parenting ini.
Setelah melewati proses pendidikan pra sekolah anak-anak akan memasuki pendidikan sekolah dasar. Di sekolah dasar mereka akan mulai mendapatkan pengetahuan akademik. Sejak tahun 2013 sistem pendidikan sekolah dasar mulai menggunakan kurikulum 2013. Pada kurikulum 2013 ini pembelajaran menggunakan sistem tematik, dimana satu tema itu terdiri dari berbagai macam  mata pelajaran ( IPA,IPS,Bahasa Indonesia,SBDP,dan PJOK). Sistem ini banyak dikeluhkan oleh siswa dan orang tua. Siswa merasa kesulitan dalam menerima materi karena mata pelajaran yang digabung dalam satu tema. Hal ini menyebabkan pembahasan pada setiap mata pelajaran tidak tuntas atau terbatas. Padahal ketika mengerjakan ulangan semester materi yang di ujikan sangat banyak. Perbendaharaan soal LKS pada sistem kurikulum 2013 kurang maksimal di karenakan satu LKS terdiri dari beberapa mata pelajaran tersebut.
Tenaga pendidik (guru) ternyata juga masih banyak yang belum menguasai pembelajaran dalam sistem ini. Sistem kurikulum 2013 ini mengutamakan pendidikan karakter,moral,spiritual, sedangkan tenaga pendidik masih terbiasa dengan sistem kurikulum sebelumnya (KTSP 2006) yang berpedoman dengan standar nilai akademik, sehingga pada prakteknya para guru masih menuntut siswanya untuk mempunyai nilai akademi yang tinggi, dengan banyaknya tugas dan pekerjaan rumah yang diberikan kepada siswa. Ketika waktu yang dimiliki siswa untuk bersosialisai dengan lingkungan dan keluarga berkurang karena mengerjakaan tugas-tugas tersebut maka yang terjadi adalah kejenuhan dari para siswa. Kejenuhan tersebut berakibat menurunnya tingkat konsentrasi siswa dalam menerima pembelajaran dan mengurangi semangat belajar siswa. Tenaga pendidik lupa bahwa siswa-siswa tersebut masih anak-anak dan mereka perlu bermain dan berkreasi sesuai keinginan mereka.
Sebenarnya kurikulum 2013 sangat bagus karena pada kurikulum ini pendidikan karakter sangat diutamakan. Hanya persiapannya saja yang belum matang. Pelatihan dan pembekalan untuk tenaga pendidik masih perlu diperdalam. Penerapan kurikulum 2013 sebaiknya disesuaikan dengan jenjang pendidikan sebelumnya, sehingga terjadi sinkronisasi di seluruh jenjang pendidikan. Tenaga pendidik orang tua dan siswa harus mendapatkan pembekalan tentang sistem ini dengan baik.
Setelah menempuh sekolah dasar selama 6 tahun siswa selanjutnya mengikuti jenjang pendidikan menengah pertama. Pembelajaran di sekolah menengah pertama memang tergolong sudah pembelajaran yang lumayan sulit. Untuk beberapa sekolah ada yang menerapkan full day school (5 hari sekolah). Pada full day school  pembelajaran di sekolah dilaksanakan selama hampir 8 jam. Keadaan ini membuat pro dan kontra dikalangan para siswa. Bagi siswa yang rajin setuju dengan diadakannya program pembelajran ini, karena bisa membahas materi lebih tuntas. Sebaliknya bagi siswa yang tidak suka program ini sangat menyiksa dan membuat stres. Program ini juga menjadi masalah untuk siswa-siswa yang mempunyai kegiatan di luar sekolah seperti: olahraga,seni,dan lain lain. Karena waktu mereka sudah habis untuk pembelajaran di sekolah. Bukankah hal ini menjadi salah satu wujud pembunuhan karakter? Sebab siswa-siswa tersebut menjadi terhalang kreativitasnya.
Meskipun full day school sudah di terapkan, kenyataannya para siswa masih di bebani dengan tugas dan pekerjaan rumah. Hal ini semakin membuat waktu untuk bersosialisasi dengan lingkungan dan keluarga semakin berkurang.
Mengingat pada masa pendidikan mengah pertama merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke remaja maka diperlukan pendampingan dan pendekatan yang lebih khususnya dari orang tua agar tidak terjerumus kepada kenakalan remaja. Faktor kejenuhan selama belajar terkadang menyebabkan para siswa mencari hiburan yang tidak bermanfaat di luar rumah. Disinilah pentingnya peran orang tua dalam mengkontrol kegiatan anak-anaknya di luar sekolah
Permasalahan yang sama juga terjadi di jenjang pendidikan sekolah mennengah atas. Sistem full day school juga sudah mulai diterapkan di jenjang ini. Perbedaannya para siswa di sekolah menengah atas sudah memiliki pemikiran yang lebih dewasa. Disini orang tua dan tenaga pendidik harus memberi kepercayaan kepada mereka tanpa melepaskan konrol dari semua kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan.
Karena pada usia ini para siswa sudah merasa mampu untuk mengerjakan tugas dan menyelesaikan masalah secara mandiri. Kepercayaan yang diberikan kepada mereka akan meningkatkan semangat belajarnya.
Saran saya adalah mengkaji ulang dan mematangkan sistem pendidikan yang sudah berlaku sekarang demi adanya keselarasan pendidikan dari jenjang dasar samapai ke jenjang atas. Kerja sama antara lembaga pendidikan dan orang tua dalam memantau perkembangan para siswa harus lebih di tingkatkan. Pelarangan penggunaaan HP/ gadget pada usia-usia tertentu. Memberikan waktu luang yang cukup untuk para siswa melakukan kegiatan postif dalam rangka mengembangkan kreativitas mereka di luar sekolah.
Kesimpulannya, peran aktif orang tua, lembaga pendidikan ,dan pemerintah sangat penting demi majunya sistem pendidikan di Indonesia agar terciptanya generasi muda yang siap menghadapi era globalisasi tanpa melupakan sejarah dan budaya bangsa sendiri.

 http://uny.ac.id
http://tik.uny.ac.id 
http:library.uny.ac.id 






.

Komentar

Posting Komentar